Belum
lama ini negara Super Power yaitu Amerika Serikat baru saja melantik Presiden
barunya yaitu Donald Trump. Mungkin sudah jauh-jauh hari sebelum mencalonkan dan
akhirnya di terima menjadi presiden Donald Trump sudah memiliki banyak sekali
rencana untuk membuat negaranya menjadi sangat lebih baik. Namun pada hari Jumat
(27/1) lalu, Presiden Trump mengeluarkan kebijakan yang sangat mengerikan
bagi umat muslim di dunia, bagai mana tidak? Kebijakan tersebtu menolak
pengungsi dan anti-imigran dari 7 negara mayoritas muslim yaitu Suriah,
Iran, Sudan, Libya, Somalia, Yaman dan Iraq. Namun tidak di sangka-sangka,
ternyata protes yang paling keras justru berasal dari beberapa perusahaan-perusahaan
teknologi yang berada di Silicon Valley.
⠀
Salah satu perusahaan yang paling lantang bersuara adalah Google. Tidak di
percaya Pada Senin (30/1), raksasa teknologi yang memiliki pengaruh besar
terhadap dunia maya dengan search engine-nya yang nomer satu tersebut ini kompak membuat karyawan
setiap kantor di dunia mengadakan demo yang menolak kebijakan tersebut.
⠀
Demo yang bertema #GooglersUnite ini
menyerukan suaranya menentang keras kebijakan orang nomer satu di dunia
tersebut. Mengapa mereka menentang dengan kebijakan tersebut? disebabkan karena
latar belakang para karyawan Google tersebut memang heterogen. Di mana semua
karyawannya memiliki Suku, agama, ras, dan golongan mereka yang berbeda-beda
dan bisa berkumpul menjadi satu. Bahkan, CEO Sundar Pichai pun merupakan imigran
dari India dan Co-founder Sergey Brin adalah imigran yang berasal dari
Uni-Soviet.
⠀
Kedua bos besar tersebut aktif
mengikuti demo, sebab ikut merasakan para imigran atas
kebijakan anti-imigran.
⠀
Sundar Pichai, menyatakan dirinya merasa sakit hati melihat konsekuensi aturan
anti-imigran itu menimpa saudara-saudaranya sesama
pegawai Google.
⠀
Bahkan salah satu manajer produk Google menjadi korban atas seruan ini. Bernama
Esmaeilzadeh yang merupaka blasteran Iran-Kanada, ia pun pergi ke San Fransisco
dan berniat pulang setelah kebijakan tersebut sudah disahkan. dan dirinya tak bisa pulang, harus dilarikan ke Zurich di Swiss oleh tim
Support Imigran dari Google. Bila tidak, Esmaeilzadeh tentu saja bisa
dideportasi.
Sepertinya
kepemimpinan yang terbaru ini malah membuat resah rakyat dan menghawatirkan
dunia.
0 Komentar Blog: